Monday 31 August 2015

[One Shot] Bound and Beyond

Don't worry, little girl,

Every pain is also another description of pleasure,

You and I here,

We are destined to be together,

To share both pleasure and pain,

Here...

Aku masih mengingat jelas apa yang Ravi bisikkan kepadaku, bagaimana dia mampu menenangkan diriku saat terjebak ke dalam sebuah lubang hitam tanpa ketakutan. Aku memperhatikan bukti-bukti yang masih berserakan dan bahkan menempel seolah hatiku sudah bebas dan tidak lagi menjerit.

I'm free.

Ravi membuka mataku. Disaat aku berada diatas, lubang hitam ini nampak begitu kelam dan mencekam. Sesaat setelah dia mendorongku dan jatuh ke dalamnya, lubang itu terasa lebih bercahaya dibandingkan diatas sana. Hanya kata terima kasih tidak akan pernah cukup menunjukkan apa yang kurasakan sekarang.

"Morning, cupcakes," sapanya. "You look very energetic," dia memperhatikanku dari atas hingga bawah.

Dia mengejekku. Siapapun yang baru saja terjatuh akan merasa sangat lemah, setidaknya sakitnya masih membekas.

Hari pertama setelah aku terjatuh, dan rasanya hidupku sudah tepat seperti yin-yang. Otakku memiliki dua sisi, dan keduanya bekerja penuh tidak seperti sebelumnya. Melamun adalah sesuatu yang tidak pernah kulakukan dan kini hampir di siang hari kuhabiskan dengan membayangkan cara-cara terjatuh lagi.

Ini adalah masa dimana adrenalinku bekerja tanpa henti. Expectation turns to either enthusiasm or fear. Semua hal yang dibayangkan seolah butuh direalisasikan segera.

Aku tidak tahu sejak kapan ketertarikan ini berawal, apakah tepat disaat aku terjatuh atau tanpa kusadari aku memang selalu menginginkannya. Setiap kali matahari bergantung di langit, aku menunggu dia tertidur pulas. Setiap mata yang memandangiku di siang hari, aku berharap ketika tidak akan ada mata yang berusaha menghakimi lagi.

Malam selalu menjadi waktu dimana keinginan diwujudkan. Suara deruman mobil yang menanti untuk terparkir di garasi, suara gelas-gelas yang bertabrakan di bar dan terbiasa mendengar curhatan suka maupun duka, dan, suara decitan selimut yang terentang diatas kasur.

Tetapi malam bagiku adalah waktu yang tepat untuk terjatuh, lebih dalam, lagi.

Ravi tersenyum saat melihatku, seakan tahu bahwa aku akan kembali. Aku ingin berteriak memberitahunya bahwa kini aku bebas, dan dia adalah yang membebaskanku. Baik hari ini hingga hari berikutnya, temani aku dalam kebebasan itu. Ah, bicara apa aku.

Mulai saat ini permainan baru dimulai. Aku adalah pemain baru dengan tingkat budak yang mencoba berguru dengan sang penguasa. Banyak hal yang masih tidak kuketahui, namun dengan senang hati akan kupelajari.

Safe doesn't exist, nor exit.

Aku mengangguk kepada Ravi. Disaat aku sudah memutuskan untuk kembali terjun kedalam lubang yang lebih dalam lagi, tidak akan pernah ada tangga yang mengantarku kembali. "Georgina..." dia memberikan aba-aba.

Caranya menuntunku seperti Adolf Hitler dengan penuturan Dalai Lama. Wawasannya seperti Albert Einstein dengan sikap Mahatma Gandhi.

Sampai kau tidak bisa menjelaskan apa yang kau rasakan, aku tidak akan membiarkanmu pergi, katanya.

Georgina, sejak awal kau tahu kau tidak hanya sekedar akuntan biasa.
You are beyond that.
You are not bounded by anything.
You deserved life to be adventurous.
Get out of your boring life and get rid of your principle.
Your day can be filled with your forever ambition, but your night is the time to reveal who you really are.

A cutesy rabbit, a pampered cat, a majestic peacock, or even a sly snake.

-end-